Teknologi link-state dikembangkan dalam
ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang terdistribusi yang jauh lebih baik
daripada protokol distance-vector. Alih-alih saling bertukar jarak (distance)
ke tujuan, setiap router dalam jaringan memiliki peta jaringan yang dapat
diperbarui dengan cepat setelah setiap perubahan topologi. Peta ini digunakan
untuk menghitung route yang lebih akurat daripada menggunakan protokol
distance-vector. Perkembangan teknologi ini akhirnya menghasilkan protokol Open
Shortest Path First (OSPF) yang dikembangkan oleh IETF (Internet Engineering Task
Force) untuk digunakan di Internet. Bahkan sekarang Internet Architecture Board
(IAB) telah merekomendasikan OSPF sebagai pengganti RIP.
Prinsip link-state routing sangat sederhana.
Sebagai pengganti menghitung route “terbaik” dengan cara terdistribusi, semua
router mempunyai peta jaringan dan menghitung semua route yang terbaik dari
peta ini. Peta jaringan tersebut disimpan dalam sebuah basis data dan setiap
record dalam basis data tersebut menyatakan sebuah link dalam jaringan.
Record-record tersebut dikirimkan oleh router yang terhubung langsung dengan
masing-masing link.
Karena setiap router perlu memiliki peta
jaringan yang menggambarkan kondisi terakhir topologi jaringan yang lengkap, setiap
perubahan dalam jaringan harus diikuti oleh perubahan dalam basis data
link-state yang terletak di setiap router. Perubahan status link yang dideteksi
router akan mengubah basis data link-state router tersebut, kemudian router
mengirimkan perubahan tersebut ke router-router lain.
Protokol yang digunakan untuk mengirimkan
perubahan ini harus cepat dan dapat diandalkan. Ini dapat dicapai oleh protokol
flooding. Dalam protokol flooding, pesan yang dikirim adalah perubahan dari
basis data serta nomor urut pesan tersebut. Dengan hanya mengirimkan perubahan
basis data, waktu yang diperlukan untuk pengiriman dan pemrosesan pesan
tersebut lebih sedikit dibandingdengan mengirim seluruh isi basis data
tersebut. Nomor urut pesan diperlukan untuk mengetahui apakah pesan yang
diterima lebih baru daripada yang terdapat dalam basis data. Nomor urut ini
berguna pada kasus link yang putus menjadi tersambung kembali.
Pada saat terdapat link putus dan jaringan
menjadi terpisah, basis data kedua bagian jaringan tersebut menjadi berbeda.
Ketika link yang putus tersebut hidup kembali, basis data di semua router harus
disamakan. Basis data ini tidak akan kembali sama dengan mengirimkan satu pesan
link-state saja. Proses penyamaan basis data pada router yang bertetangga disebut
sebagai menghidupkan adjacency. Dua buah router bertetangga disebut sebagai
adjacent bila basis data link-state keduanya telah sama. Dalam proses ini kedua
router tersebut tidak saling bertukar basis data karena akan membutuhkan waktu
yang lama.
Proses menghidupkan adjacency terdiri dari
dua fasa.Fasa pertama, kedua router saling bertukar deskripsi basis data yang
merupakan ringkasan dari basis data yang dimiliki setiap router. Setiap router
kemudian membandingkan deskripsi basis data yang diterima dengan basis data
yang dimilikinya. Pada fasa kedua, setiap router meminta tetangganya untuk
mengirimkan record-record basis data yang berbeda, yaitu bila router tidak
memiliki record tersebut, atau nomor urut record yang dimiliki lebih kecil
daripada yang dikirimkan oleh deskripsi basis data. Setelah proses ini, router
memperbarui beberapa record dan ini kemudian dikirimkan ke router-router lain
melalui protokol flooding.
Protokol link-state lebih baik daripada
protokol distance-vector disebabkan oleh beberapa hal: waktu yang diperlukan
untuk konvergen lebih cepat, dan lebih penting lagi protokol ini tidak
menghasilkan routing loop. Protokol ini mendukung penggunaan beberapa metrik
sekaligus. Throughput, delay, biaya, dan keandalan adalah metrik-metrik yang
umum digunakan dalam jaringan. Di samping itu protokol ini juga dapat
menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan. Misalkan router A memiliki dua buah
jalur dengan metrik yang sama ke host B. Protokol dapat memasukkan kedua jalur
tersebut ke dalam forwarding table sehingga router mampu membagi beban di
antara kedua jalur tersebut.
Rancangan OSPF menggunakan protokol
link-state dengan beberapa penambahan fungsi. Fungsi-fungsi yang ditambahkan
antara lain mendukung jaringan multi-akses, seperti X.25 dan Ethernet, dan
membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
Telah dijelaskan di atas bahwa setiap router
dalam protokol link-state perlu membentuk adjacency dengan router tetangganya.
Pada jaringan multi-akses, tetangga setiap router dapat lebih dari satu. Dalam
situasi seperti ini, setiap router dalam jaringan perlu membentuk adjacency
dengan semua router yang lain, dan ini tidak efisien. OSPF mengefisienkan
adjacency ini dengan memperkenalkan konsep designated router dan designated
router cadangan. Semua router hanya perlu adjacent dengan designated router
tersebut, sehingga hanya designated router yang adjacent dengan semua router
yang lain. Designated router cadangan akan mengambil alih fungsi designated
router yang gagal berfungsi.
Langkah pertama dalam jaringan multi-akses
adalah memilih designated router dan cadangannya. Pemilihan ini dimasukkan ke
dalam protokol Hello, protokol dalam OSPF untuk mengetahui tetangga-tetangga
router dalam setiap link. Setelah pemilihan, baru kemudian router-router
membentuk adjacency dengan designated router dan cadangannya. Setiap terjadi
perubahan jaringan, router mengirimkan pesan menggunakan protokol flooding ke
designated router, dan designated router yang mengirimkan pesan tersebut ke
router-router lain dalam link.
Designated router cadangan juga mendengarkan
pesan-pesan yang dikirim ke designated router. Jika designated router gagal,
cadangannya kemudian menjadi designated router yang baru serta dipilih
designated router cadangan yang baru. Karena designated router yang baru telah
adjacent dengan router-router lain, tidak perlu dilakukan lagi proses penyamaan
basis data yang membutuhkan waktu yang lama tersebut.
Dalam jaringan yang besar tentu dibutuhkan
basis data yang besar pula untuk menyimpan topologi jaringan. Ini mengarah
kepada kebutuhan memori router yang lebih besar serta waktu perhitungan route
yang lebih lama. Untuk mengantisipasi hal ini, OSPF menggunakan konsep area dan
backbone. Jaringan dibagi menjadi beberapa area yang terhubung ke backbone.
Setiap area dianggap sebagai jaringan tersendiri dan router-router di dalamnya
hanya perlu memiliki peta topologi jaringan dalam area tersebut. Router-router
yang terletak di perbatasan antar area hanya mengirimkan ringkasan dari
link-link yang terdapat dalam area dan tidak mengirimkan topologi area satu ke
area lain. Dengan demikian, perhitungan route menjadi lebih sederhana.
Kesederhanaan vs. Kemampuan
Kita sudah lihat sepintas bagaimana RIP dan
OSPF bekerja. Setiap protokol routing memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Protokol RIP sangat sederhana dan mudah diimplementasikan tetapi
dapat menimbulkan routing loop. Protokol OSPF merupakan protokol yang lebih
rumit dan lebih baik daripada RIP tetapi membutuhkan memori dan waktu CPU yang
besar.
Di berbagai tempat juga terdapat yang
menggunakan gabungan antara routing statik, RIP, RIP-v2, dan OSPF. Hasilnya di
jaringan ini menunjukkan bahwa administrasi routing statik jauh lebih memakan
waktu dibanding routing dinamik. Pengamatan pada protokol routing dinamik juga
menunjukkan bahwa RIP menggunakan bandwidth yang lebih besar daripada OSPF dan
semakin besar jaringan, bandwidth yang digunakan RIP bertambah lebih besar
pula. Jadi, jika Anda sedang mendesain jaringan TCP/IP yang besar tentu OSPF
merupakan pilihan protokol routing yang tepat
Tahapan dalam membentuk adjacency
Pada saat baru pertama ON, router OSPF tidak tahu apapun tentang tetangganya, router akan mulai mengirimkan paket Hello ke seluruh interface jaringan untuk memperkenalkan dirinya. Jika router yang baru ON ini menerima paket hello yang menyimpan informasi tentang dirinya maka router ini dapat saling berhubungan dua arah dengan router pengirim hello, Default nilai hello pada broadcast multi-access adalah 10 detik dan 40 detik jika tidak ada respon akan mati, dan pada NBMA hello 30 detik dan akan mati pada 120 detik jika tidak terdapat respon.- Down : router tidak dapat hello packet dari router manapun
- Attempt : router mengirimkan hello packet tetapi belum mendapat respon, hanya ada pada tipe NT non broadcast multi-access (NBMA) dan tidak ada respon dari router lain.
- Init : router mendapatkan hello packet dari router lain, tetapi belum terbentuk hubungan yang bidirectional (2 way)
- 2 way : pada tahap ini hubungan antar router sudah bi-directional, untuk NT broadcast DR & BDR nya akan melanjutkan ke tahap full, router non DR & BDR akan melanjutkan Full hanya dengan DR & BDR saja
- Exstart : terjadi pemilihan Master dan Slave, master adalah router yang memiliki router id tertinggi
- exchange : terjadi pertukaran Database Descriptor (DBD) paket DBD ini digambarkan dari topologi DB router, proses dimulai oleh master
- Loading : router akan memeriksa DBD dari router lain dan apabila ada entry yang tidak diketahui maka router akan mengira link state request (LSR) , LSR akan dibales dengan link state state ACK dan link state reply, diakhir tahap ini semua router yang di adjacent memiliki topologi DB yang sama
- Full : masing-masing router sudah membentuk hubungan yang adjancent.
Pemilihan DR & BDR
Dalam jaringan multi akses router-router akan memilih DR (designated router) dan BDR(Backup designated router) dan berusaha adjencent dengan kedua router tersebut.- Router Priority
- Router ID
- Router priority diset per interface nilainya 0-255
- Router (config-if)# IP OSPF priority [0-255]
- Router mempunyai priority 0 tidak akan menjadi DR/BDR, statusnya DROTHER, semakin besar priority semakin besar kemungkinan dipilih menjadi BR (Priority paling tinggi) dan BDR (kedua paling tinggi / slave)
- Setting nya oleh administrator, sesuai yang mana dulu routernya UP
- Apabila priority router sama maka yang digunakan untuk menentukan DR/BDR adalah Router ID
- Pada tiap NT non broadcast (ex : Frame Relay) router yang menjadi DR adalah router yang memiliki link ke semua router yang lain (mutipoint) Jika terjadi DR & BDR mati maka router-router akan mengadakan pemilihan untuk menggantikan router yang mati tersebut. Proses floading adalah router dengan paket LSA harus meneruskan paket ke semua jaringan, dan memasukkan informasi LSA dalam databasenya , jika paket data yang diterima tidak baru maka akan di drop, disebut floading karena seolah-olah membanjiri jaringan dengan LSA (link state advertisement) Setiap kali BD linkstate router berubah, router kembali perlu menghitung rute terbaik dan membentuk table routing terbaru, dengan biaya terendah dan shortest path terpendek
OSPF Routing Protocol Untuk Jaringan Lokal
Kekuatan dari OSPF
ada pada sistem hirarkinya yang diterapkan dalam sistem area. Penyebaran
informasi routing menjadi lebih teratur dan juga mudah untuk
di-troubleshooting.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh
OSPF adalah membentuk komunikasi dengan para router tetangganya. Tujuannya
adalah agar informasi apa yang belum diketahui oleh router tersebut dapat
diberi tahu oleh router tetangganya.
Begitu pula router tetangga tersebut juga
akan menerima informasi dari router lain yang bertindak sebagai tetangganya.
Sehingga pada akhirnya seluruh informasi yang ada dalam sebuah jaringan dapat
diketahui oleh semua router yang ada dalam jaringan tersebut. Kejadian ini
sering disebut dengan istilah Convergence.
Setelah router membentuk komunikasi dengan
para tetangganya, maka proses pertukaran informasi routing berlangsung dengan
menggunakan bantuan beberapa paket khusus yang bertugas membawa informasi
routing tersebut. Paket-paket tersebut sering disebut dengan istilah Link State
Advertisement packet (LSA packet). Selain dari hello packet, routing protokol
OSPF juga sangat bergantung kepada paket jenis ini untuk dapat bekerja.
OSPF memang memiliki sistem update informasi
routing yang cukup teratur dengan rapi. Teknologinya menentukan jalur terpendek
dengan algoritma Shortest Path First (SPF) juga sangat hebat. Meskipun
terbentang banyak jalan menuju ke sebuah lokasi, namun OSPF dapat menentukan
jalan mana yang paling baik dengan sangat tepat. Sehingga komunikasi data Anda
menjadi lancar dan efisien.
Namun ada satu lagi keunggulan OSPF, yaitu konsep
jaringan hirarki yang membuat proses update informasinya lebih termanajemen
dengan baik. Dalam menerapkan konsep hirarki ini, OSPF menggunakan pembagian
jaringan berdasarkan konsep area-area. Pembagian berdasarkan area ini yang juga
merupakan salah satu kelebihan OSPF.Untuk Apa Konsep Area dalam OSPF?
OSPF dibuat dan dirancang untuk melayani
jaringan lokal berskala besar. Artinya OSPF haruslah memiliki nilai
skalabilitas yang tinggi, tidak mudah habis atau “mentok” karena jaringan yang
semakin diperbesar. Namun nyatanya pada penerapan OSPF biasa, beberapa kejadian
juga dapat membuat router OSPF kewalahan dalam menangani jaringan yang semakin
membesar. Router OSPF akan mencapai titik kewalahan ketika:
- Semakin membesarnya area jaringan yang dilayaninya akan semakin banyak informasi yang saling dipertukarkan. Semakin banyak router yang perlu dilayani untuk menjadi neighbour dan adjacence. Dan semakin banyak pula proses pertukaran informasi routing terjadi. Hal ini akan membuat router OSPF membutuhkan lebih banyak sumber memory dan processor. Jika router tersebut tidak dilengkapi dengan memory dan processor yang tinggi, maka masalah akan terjadi pada router ini.
- Topology table akan semakin membesar dengan semakin besarnya jaringan. Topology table memang harus ada dalam OSPF karena OSPF termasuk routing protocol jenis Link State. Topology table menrupakan tabel kumpulan informasi state seluruh link yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan semakin membesarnya jaringan, maka topology table juga semakin membengkak besarnya. Pembengkakan ini akan mengakibatkan router menjadi lama dalam menentukan sebuah jalur terbaik yang akan dimasukkan ke routing table. Dengan demikian, performa forwarding data juga menjadi lamban.
- Topology table yang semakin membesar akan mengakibatkan routing table semakin membesar pula. Routing table merupakan kumpulan informasi rute menuju ke suatu lokasi tertentu. Namun, rute-rute yang ada di dalamnya sudah merupakan rute terbaik yang dipilih menggunakan algoritma Djikstra. Routing table yang panjang dan besar akan mengakibatkan pencarian sebuah jalan ketika ingin digunakan menjadi lambat, sehingga proses forwarding data juga semakin lambat dan menguras tenaga processor dan memory. Performa router menjadi berkurang.
Bagaimana Konsep Area Dapat Mengurangi Masalah?
Ketika sebuah jaringan semakin membesar dan
membesar terus, routing protokol OSPF tidak efektif lagi jika dijalankan dengan
hanya menggunakan satu area saja. Seperti telah Anda ketahui, OSPF merupakan
routing protokol berjenis Link State. Maksudnya, routing protokol ini akan
mengumpulkan data dari status-status setiap link yang ada dalam jaringan OSPF
tersebut.
Apa jadinya jika jaringan OSPF tersebut
terdiri dari ratusan bahkan ribuan link di dalamnya? Tentu proses
pengumpulannya saja akan memakan waktu lama dan resource processor yang banyak.
Setelah itu, proses penentuan jalur terbaik yang dilakukan OSPF juga menjadi
sangat lambat.
Bagaimana Informasi Link State Disebarkan?
Untuk menyebarkan informasi Link State ke seluruh router dalam jaringan, OSPF memiliki sebuah sistem khusus untuk itu. Sistem ini sering disebut dengan istilah Link State Advertisement (LSA). Dalam menyebarkan informasi ini, sistem LSA menggunakan paket-paket khusus yang membawa informasi berupa status-status link yang ada dalam sebuah router. Paket ini kemudian dapat tersebar ke seluruh jaringan OSPF. Semua informasi link yang ada dalam router dikumpulkan oleh proses OSPF, kemudian dibungkus dengan paket LSA ini dan kemudian dikirimkan ke seluruh jaringan OSPF.
OSPF menggunakan
protokol routing link -state, dengan karakteristik sebagai berikut:
- Protokol routing link-state.
- Merupakan open standard protocol routing yang dijelaskan di RFC 2328. Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
- Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
- OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
- OSPF lebih effisien daripada RIP.
- Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
- Menggunakan protokol broadcast.
Paket LSA
Seperti telah dijelaskan di atas, paket LSA
di dalamnya akan berisi informasi seputar link-link yang ada dalam sebuah
router dan statusnya masing-masing. Paket LSA ini kemudian disebarkan ke
router-router lain yang menjadi neighbour dari router tersebut. Setelah
informasi sampai ke router lain, maka router tersebut juga akan menyebarkan LSA
miliknya ke router pengirim dan ke router lain.
Pertukaran paket LSA ini tidak terjadi hanya
pada saat awal terbentuknya sebuah jaringan OSPF, melainkan terus menerus jika
ada perubahan link status dalam sebuah jaringan OSPF. Namun, LSA yang
disebarkan kali pertama tentu berbeda dengan yang disebarkan berikutnya. Karena
LSA yang pertama merupakan informasi yang terlengkap seputar status dari
link-link dalam jaringan, sedangkan LSA berikutnya hanyalah merupakan update
dari perubahan status yang terjadi.
Tipe-Tipe Router OSPF
Seperti telah Anda
ketahui, OSPF menggunakan konsep area dalam menjamin agar penyebaran informasi
tetap teratur baik. Dengan adanya sistem area-area ini, OSPF membedakan lagi
tipe-tipe router yang berada di dalam jaringannya. Tipe-tipe router ini
dikategorikan berdasarkan letak dan perannya dalam jaringan OSPF yang terdiri
dari lebih dari satu area. Di mana letak sebuah router dalam jaringan OSPF juga
sangat berpengaruh terhadap fungsinya. Jadi dengan demikian, selain menunjukkan
lokasi di mana router tersebut berada, nama-nama tipe router ini juga akan
menunjukkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa tipe router OSPF berdasarkan
letaknya dan juga sekaligus fungsinya:
1. Internal Router
Router yang digolongkan sebagai internal
router adalah router-router yang berada dalam satu area yang sama.
Router-router dalam area yang sama akan menanggap router lain yang ada dalam
area tersebut adalah internal router. Internal router tidak memiliki
koneksi-koneksi dengan area lain, sehingga fungsinya hanya memberikan dan
menerima informasi dari dan ke dalam area tersebut. Tugas internal router adalah
me-maintain database topologi dan routing table yang akurat untuk setiap subnet
yang ada dalam areanya. Router jenis ini melakukan flooding LSA informasi yang
dimilikinya ini hanya kepada router lain yang dianggapnya sebagai internal
router.
2. Backbone Router
Salah satu peraturan yang diterapkan dalam
routing protokol OSPF adalah setiap area yang ada dalam jaringan OSPF harus
terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai backbone area. Backbone
area biasanya ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau sering disebut dengan
istilah Area 0. Router-router yang sepenuhnya berada di dalam Area 0 ini
dinamai dengan istilah backbone router. Backbone router memiliki semua
informasi topologi dan routing yang ada dalam jaringan OSPF tersebut.
3. Area Border Router (ABR)
Sesuai dengan istilah yang ada di dalam
namanya “Border”, router yang tergolong dalam jenis ini adalah router yang
bertindak sebagai penghubung atau perbatasan. Yang dihubungkan oleh router
jenis ini adalah area-area yang ada dalam jaringan OSPF. Namun karena adanya
konsep backbone area dalam OSPF, maka tugas ABR hanyalah melakukan penyatuan
antara Area 0 dengan area-area lainnya. Jadi di dalam sebuah router ABR
terdapat koneksi ke dua area berbeda, satu koneksi ke area 0 dan satu lagi ke
area lain. Router ABR menyimpan dan menjaga informasi setiap area yang
terkoneksi dengannya. Tugasnya juga adalah menyebarkan informasi tersebut ke
masing-masing areanya. Namun, penyebaran informasi ini dilakukan dengan
menggunakan LSA khusus yang isinya adalah summarization dari setiap segment IP
yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan adanya summary update ini, maka proses
pertukaran informasi routing ini tidak terlalu memakan banyak resource
processing dari router dan juga tidak memakan banyak bandwidth hanya untuk
update ini.
4. Autonomous System Boundary Router (ASBR)
Sekelompok router yang membentuk jaringan
yang masih berada dalam satu hak administrasi, satu kepemilikan, satu
kepentingan, dan dikonfigurasi menggunakan policy yang sama, dalam dunia
jaringan komunikasi data sering disebut dengan istilah Autonomous System (AS).
Biasanya dalam satu AS, router-router di dalamnya dapat bebas berkomunikasi dan
memberikan informasi. Umumnya, routing protocol yang digunakan untuk bertukar
informasi routing adalah sama pada semua router di dalamnya. Jika menggunakan
OSPF, maka semuanya tentu juga menggunakan OSPF.
Namun, ada kasus-kasus di mana sebuah segmen
jaringan tidak memungkinkan untuk menggunakan OSPF sebagai routing protokolnya.
Misalkan kemampuan router yang tidak memadai, atau kekurangan sumber daya
manusia yang paham akan OSPF, dan banyak lagi. Oleh sebab itu, untuk segmen ini
digunakanlah routing protocol IGP (Interior Gateway Protocol) lain seperti
misalnya RIP. Karena menggunakan routing protocol lain, maka oleh jaringan OSPF
segmen jaringan ini dianggap sebagai AS lain.
Untuk melayani kepentingan ini, OSPF sudah
menyiapkan satu tipe router yang memiliki kemampuan ini. OSPF mengategorikan
router yang menjalankan dua routing protokol di dalamnya, yaitu OSPF dengan routing
protokol IGP lainnya seperti misalnya RIP, IGRP, EIGRP, dan IS-IS, kemudian
keduanya dapat saling bertukar informasi routing, disebut sebagai Autonomous
System Border Router (ASBR).
Jenis Area dalam OSPF
Setelah membagi-bagi
jaringan menjadi bersistem area dan membagi router-router di dalamnya menjadi
beberapa jenis berdasarkan posisinya dalam sebuah area, OSPF masih membagi lagi
jenis-jenis area yang ada di dalamnya. Jenis-jenis area OSPF ini menunjukkan di
mana area tersebut berada dan bagaimana karakteristik area tersebut dalam
jaringan. Berikut ini adalah jenis-jenis area dalam OSPF:
1. Backbone Area
Backbone area adalah area tempat bertemunya
seluruh area-area lain yang ada dalam jaringan OSPF. Area ini sering ditandai
dengan angka 0 atau disebut Area 0. Area ini dapat dilewati oleh semua tipe LSA
kecuali LSA tipe 7 yang sudah pasti akan ditransfer menjadi LSA tipe 5 oleh
ABR.
2. Standar Area
Area jenis ini merupakan area-area lain
selain area 0 dan tanpa disertai dengan konfigurasi apapun. Maksudnya area ini
tidak dimodifikasi macam-macam. Semua router yang ada dalam area ini akan
mengetahui informasi Link State yang sama karena mereka semua akan saling
membentuk adjacent dan saling bertukar informasi secara langsung. Dengan
demikian, semua router yang ada dalam area ini akan memiliki topology database
yang sama, namun routing table-nya mungkin saja berbeda.
3. Stub Area
Stub dalam arti harafiahnya adalah ujung atau
sisi paling akhir. Istilah ini memang digunakan dalam jaringan OSPF untuk
menjuluki sebuah area atau lebih yang letaknya berada paling ujung dan tidak
ada cabang-cabangnya lagi. Stub area merupakan area tanpa jalan lain lagi untuk
dapat menuju ke jaringan dengan segmen lain. Area jenis ini memiliki
karakteristik tidak menerima LSA tipe 4 dan 5. Artinya adalah area jenis ini
tidak menerima paket LSA yang berasal dari area lain yang dihantarkan oleh
router ABR dan tidak menerima paket LSA yang berasal dari routing protokol lain
yang keluar dari router ASBR (LSA tipe 4 dan 5). Jadi dengan kata lain, router
ini hanya menerima informasi dari router-router lain yang berada dalam satu
area, tidak ada informasi routing baru di router. Namun, yang menjadi
pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana area jenis ini dapat berkomunikasi
dengan dunia luar kalau tidak ada informasi routing yang dapat diterimanya dari
dunia luar. Jawabannya adalah dengan menggunakan default route yang akan
bertugas menerima dan meneruskan semua informasi yang ingin keluar dari area
tersebut. Dengan default route, maka seluruh traffic tidak akan dibuang ke
mana-mana kecuali ke segmen jaringan di mana IP default route tersebut berada.
4. Totally Stub Area
Mendengar namanya saja, mungkin Anda sudah
bisa menangkap artinya bahwa area jenis ini adalah stub area yang lebih
diperketat lagi perbatasannya. Totally stub area tidak akan pernah menerima
informasi routing apapun dari jaringan di luar jaringan mereka. Area ini akan
memblokir LSA tipe 3, 4, dan 5 sehingga tidak ada informasi yang dapat masuk ke
area ini. Area jenis ini juga sama dengan stub area, yaitu mengandalkan default
route untuk dapat menjangkau dunia luar.
5. Not So Stubby Area (NSSA)
Stub tetapi tidak terlalu stub, itu adalah arti harafiahnya dari area jenis ini. Maksudnya adalah sebuah stub area yang masih memiliki kemampuan spesial, tidak seperti stub area biasa. Kemampuan spesial ini adalah router ini masih tetap mendapatkan informasi routing namun tidak semuanya. Informasi routing yang didapat oleh area jenis ini adalah hanya external route yang diterimanya bukan dari backbone area. Maksudnya adalah router ini masih dapat menerima informasi yang berasal dari segmen jaringan lain di bawahnya yang tidak terkoneksi ke backbone area. Misalnya Anda memiliki sebuah area yang terdiri dari tiga buah router. Salah satu router terkoneksi dengan backbone area dan koneksinya hanya berjumlah satu buah saja. Area ini sudah dapat disebut sebagai stub area. Namun nyatanya, area ini memiliki satu segmen jaringan lain yang menjalankan routing protokol RIP misalnya. Jika Anda masih mengonfigurasi area ini sebagai Stub area, maka area ini tidak menerima informasi routing yang berasal dari jaringan RIP. Namun konfigurasilah dengan NSSA, maka area ini bisa mengenali segmen jaringan yang dilayani RIP.Perbandingan RIP dan OSPF
Perbandingan fitur utama:
Perbandingan Karakteristik:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar